Rabu, 30 November 2011

FOOTBALL IS UNIFIER


Di belahan bumi tertentu, sepakbola adalah pemersatu bangsa. Stadion dan sepakbola adalah tempat di mana nasionalisme menemukan tempatnya. Di beberapa negara sepakbola bisa menjadi alat pendamai antar warga negara yang bertikai, meskipun itu hanya berlangsung sesaat. Mungkin ini terkesan berlebihan, tapi faktanya hal tersebut terjadi di Irak ketika tim nasional mereka menjuarai Piala Asia tahun 2006.Warga yang bertikai di Irak seolah melupakan pertikaian mereka dan bersama-sama mendukung tim nasionalnya saaat tim nasional meraka tampil di Piala Asia tersebut.

Keampuhan sepak bola juga terjadi di semenanjung Korea, yaitu sebelum Piala Dunia 2002 digelar di Korea Selatan. Sejak lama Korea Utara dan Korea Selatan terlibat konflik terbuka. Berbagai upaya dialog dilakukan, tetapi hasilnya masih minim. Namun pada tahun 2002, di mana Korea Selatan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia, dialog yang sempat berhenti kembali mencair setelah tim sepakbola nasional kedua negara melakukan pertandingan persahabatan menjelang digulirkannya Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Setelah momen tersebut, komunikasi antar kedua negara yang lama terlibat dalam konflik sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.

Sepak bola juga punya kemampuan untuk menggugah kesadaran kebangsaan, termasuk di Indonesia.
Kemenangan timnas sepakbola Indonesia ketika melawan Bahrain di awal turnamen Piala Asia tahun 2006, dirayakan di seluruh negeri. Pada pertandingan berikutnya, bermacam suku dan etnis hadir di Senayan. Siapapun yang menyaksikan langsung laga Indonesia di Gelora Bung Karno, pasti akan merinding bulu kuduk. Bagaimana tidak, hampir 100 ribu manusia menyanyikan lagu Indonesia Raya secara hikmat dan penuh semangat. Partai politik manapun tidak akan mampu menciptakan momen sedahsyat ini. Padahal untuk hadir pada acara partai di lokasi yang sama, masyarakat tinggal datang, tak perlu bayar, diberi kaus gratis, konsumsi dan angkutan. Sebaliknya, untuk manyanyikan Indonesia Raya bersama pemain tim nasional, mereka harus membayar, membeli kaos, antri tiket seharian bahkan membolos dari tempat kerja. Namun berbagai pengorbanan ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap menonton tim nasional sepakbola Indonesia bermain.


http://radikalizm666.blogspot.com/

                       Kata kunci :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...