Sepakbola benar-benar sebuah fenomena. Sepakbola mungkin hanya
sebuah permainan, namun efek dari permainan tersebut telah jauh merasuk ke
bidang-bidang lain seperti sosial, keagamaan, teknologi, politik dan bahkan
ekonomi.
sebuah permainan, namun efek dari permainan tersebut telah jauh merasuk ke
bidang-bidang lain seperti sosial, keagamaan, teknologi, politik dan bahkan
ekonomi.
Di berbagai belahan dunia, sepakbola dimainkan atau ditonton dengan
fanatisme yang tinggi, bahkan kadang sepakbola sudah seperti sebuah agama, dan
layaknya sebuah agama, sebagian tampak menjadi sangat tidak rasional. Hughes
(2009) dalam situs www.comeonboro.com menyatakan bahwa hasil polling
terbaru menyatakan bahwa 66% fans sepakbola di Inggris setuju bahwa “football
was like a religion to them”. Sementara itu dari polling terhadap fans sepakbola di
seluruh Eropa, sebanyak 60% menyatakan hal yang sama.
fanatisme yang tinggi, bahkan kadang sepakbola sudah seperti sebuah agama, dan
layaknya sebuah agama, sebagian tampak menjadi sangat tidak rasional. Hughes
(2009) dalam situs www.comeonboro.com menyatakan bahwa hasil polling
terbaru menyatakan bahwa 66% fans sepakbola di Inggris setuju bahwa “football
was like a religion to them”. Sementara itu dari polling terhadap fans sepakbola di
seluruh Eropa, sebanyak 60% menyatakan hal yang sama.
Bahkan di Inggris, otoritas gereja sempat berfatwa agar pertandingan bola tidak
dilangsungkan pada hari Minggu, supaya gereja tetap dikunjungi warga. Para
petinggi gereja bahkan juga mengajukan permintaan kepada pemerintah agar
melarang penyelenggara sepakbola di Inggris untuk tidak lagi memainkan
pertandingan pada hari Minggu, hari Paskah maupun hari besar keagamaan lain.
Keprihatinan petinggi gereja sebetulnya bisa dimaklumi karena masa tersibuk
dalam kalender tahunan sepakbola Inggris adalah seputar libur Natal. Jika pada
liga-liga Eropa lain penyelenggaraan liga sepakbola diliburkan pada saat libur
Natal, tidak demikian dengan liga Inggris.
dilangsungkan pada hari Minggu, supaya gereja tetap dikunjungi warga. Para
petinggi gereja bahkan juga mengajukan permintaan kepada pemerintah agar
melarang penyelenggara sepakbola di Inggris untuk tidak lagi memainkan
pertandingan pada hari Minggu, hari Paskah maupun hari besar keagamaan lain.
Keprihatinan petinggi gereja sebetulnya bisa dimaklumi karena masa tersibuk
dalam kalender tahunan sepakbola Inggris adalah seputar libur Natal. Jika pada
liga-liga Eropa lain penyelenggaraan liga sepakbola diliburkan pada saat libur
Natal, tidak demikian dengan liga Inggris.
“agama”, tidaklah lalu pernyataan ini menjadikan sepakbola sebagai agama, tetapi
lebih untuk sekadar menunjuk perilaku ritus-sosiologis penggemar bola yang tak
beda jauh dengan penganut agama. Perilaku tersebut misalnya adalah ketaatan
untuk mendatangi stadion atau setidaknya menonton siaran langsung
pertandingan, bersedekah walau imbalannya bukan janji surga tetapi mungkin
kaos dan tiket musiman serta membahas segala sesuatu pernik peristiwa sepakbola
layaknya menelaah kitab suci.
http://radikalizm666.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanx 4 comment