Butiran2 halus berwarna putih menyapa rambutku yang tak teratur diterjang
angin pergantian musim, langit sedang gembira menurunkan manik2 putihnya
untuk dinikmati makhluk2 bumi. Salju yang telah membelai bumi sudah mulai
mengeras, membuatku harus berhati2 karena licinnya jalan. Minus 1 derajat
tadi kulihat, dan malam ini akan semakin dingin nampaknya. Aku sangat lelah
setelah seharian bekerja, sehingga jalan setapak menuju ke rumah pun rasanya
sangat panjang. Masih juga kulihat tetangga2ku saling melempar salju sambil
tertawa gembira, aku pun ingin bergabung, tapi rasanya malas juga, dingin
nampaknya merayuku untuk segera menyambut hangatnya kamarku.
angin pergantian musim, langit sedang gembira menurunkan manik2 putihnya
untuk dinikmati makhluk2 bumi. Salju yang telah membelai bumi sudah mulai
mengeras, membuatku harus berhati2 karena licinnya jalan. Minus 1 derajat
tadi kulihat, dan malam ini akan semakin dingin nampaknya. Aku sangat lelah
setelah seharian bekerja, sehingga jalan setapak menuju ke rumah pun rasanya
sangat panjang. Masih juga kulihat tetangga2ku saling melempar salju sambil
tertawa gembira, aku pun ingin bergabung, tapi rasanya malas juga, dingin
nampaknya merayuku untuk segera menyambut hangatnya kamarku.
Kubuka pintu kamarku, kunyalakan lampu, hhmmm ada surat, dibungkus
amplop berwarna biru dengan tulisan di pojoknya "Very Confidential". Tergesa2
kubuka surat itu, tak biasanya aku menerima surat dengan tulisan very
confidential, pasti ada sesuatu yang sangat penting di dalam surat itu.
"Anak muda,
malam ini jam 12.00 tengah malam, kutunggu kamu di Meeting Point kita
seperti biasanya. Awas kalau tidak datang.
Tertanda,
Tuhan"
tuhan, ah dia lagi. Not in the right time, seenaknya saja dia bikin undangan
tanpa konfirmasi dulu. Padahal dia pasti tahu kalau aku hari ini sangat capek,
karena habis kuliah aku langsung kerja hingga malam. Pake intimidasi lagi,
pake awas2an. Kurang ajar memang dia, dari dulu selalu begitu. Walaupun aku
juga kurang ajar sebenarnya, kalau mau ketemu dia juga seenak perutku,
kapanpun aku mau.
tanpa konfirmasi dulu. Padahal dia pasti tahu kalau aku hari ini sangat capek,
karena habis kuliah aku langsung kerja hingga malam. Pake intimidasi lagi,
pake awas2an. Kurang ajar memang dia, dari dulu selalu begitu. Walaupun aku
juga kurang ajar sebenarnya, kalau mau ketemu dia juga seenak perutku,
kapanpun aku mau.
tuhan : "Ehem...ehemmmm...anak muda, matahari, dan bumi.....kalian
kuundang dalam pertemuan ini untuk kumintai pendapat tentang konstelasi
tata surya kalian saat ini, aku hanya agak prihatin, koq akhir2 ini aku sering
dapat laporan dari Jibril kalau ada semacam keresahan global. Semakin banyak
yang menggunakan namaku untuk hal2 yang tidak baik. Semakin banyak yang
mempertanyakan dan meragukan keberadaanku, bahkan semakin banyak pula
yang sama sekali tak percaya keberadaanku. Mulai ada pula yang mencari
"theory of everything". Terus terang aku tersinggung mendengar laporan Jibril,
kehebatan dan keagunganku sebagai tuhan terhina, dan aku lebih tersinggung
lagi, karena yang menghinakan hanyalah makhluk jelek macam kalian."
kuundang dalam pertemuan ini untuk kumintai pendapat tentang konstelasi
tata surya kalian saat ini, aku hanya agak prihatin, koq akhir2 ini aku sering
dapat laporan dari Jibril kalau ada semacam keresahan global. Semakin banyak
yang menggunakan namaku untuk hal2 yang tidak baik. Semakin banyak yang
mempertanyakan dan meragukan keberadaanku, bahkan semakin banyak pula
yang sama sekali tak percaya keberadaanku. Mulai ada pula yang mencari
"theory of everything". Terus terang aku tersinggung mendengar laporan Jibril,
kehebatan dan keagunganku sebagai tuhan terhina, dan aku lebih tersinggung
lagi, karena yang menghinakan hanyalah makhluk jelek macam kalian."
matahari : " Sabar...sabar... Yang Mulia. Yang melakukan itu cuma binatang
yang mengaku manusia itu Yang Mulia. Hamba, Matahari.., akan selalu
mengagungkan Paduka. Hamba masih setia mengemban tugas menghidupi
tata surya. Walau terus terang, tugas yang Paduka limpahkan kepada hamba
sebenarnya tugas yang amat membosankan. Tapi percayalah, hamba akan
selalu menjunjung tinggi arasy Paduka."
yang mengaku manusia itu Yang Mulia. Hamba, Matahari.., akan selalu
mengagungkan Paduka. Hamba masih setia mengemban tugas menghidupi
tata surya. Walau terus terang, tugas yang Paduka limpahkan kepada hamba
sebenarnya tugas yang amat membosankan. Tapi percayalah, hamba akan
selalu menjunjung tinggi arasy Paduka."
bumi : "Iya...iya...hamba juga setuju pada pendapat Matahari Paduka Yang
Mulia. Hanya manusia saja yang merusak tatanan kosmos Paduka, hamba pun
merasa malu sebenarnya dihinggapi tubuh hamba oleh manusia. Tapi ya
bagaimana lagi, itu sudah menjadi tugas hamba. Walaupun hamba jijik, tapi
hamba tetap melakukannya demi kesetiaan hamba pada Paduka Yang Mulia.
Lihatlah diri hamba Paduka, yang cantik molek, biru menarik, indah menawan.
Dalam tata surya hambalah yang tercantik dan terindah Paduka. Manusia2 itu
pula yang mau merusak keelokan hamba, tapi hamba bersabar. Karena apapun
yang Paduka berikan kepada hamba, hamba yakin itulah yang terbaik buat
hamba."
Mulia. Hanya manusia saja yang merusak tatanan kosmos Paduka, hamba pun
merasa malu sebenarnya dihinggapi tubuh hamba oleh manusia. Tapi ya
bagaimana lagi, itu sudah menjadi tugas hamba. Walaupun hamba jijik, tapi
hamba tetap melakukannya demi kesetiaan hamba pada Paduka Yang Mulia.
Lihatlah diri hamba Paduka, yang cantik molek, biru menarik, indah menawan.
Dalam tata surya hambalah yang tercantik dan terindah Paduka. Manusia2 itu
pula yang mau merusak keelokan hamba, tapi hamba bersabar. Karena apapun
yang Paduka berikan kepada hamba, hamba yakin itulah yang terbaik buat
hamba."
Aku tersenyum2, mau tertawa tapi gak tega, narsis juga bumi ini, bisa2nya
pamer di depan tuhan. Dalam kegelapan pembicaraan ini, terus terang aku
masih agak kebingungan, aku tak bisa melihat apa2. Otakku berpikir keras dari
tadi, ada rasa takut juga, gila...yang datang dalam pembicaraan ini matahari,
wah wah bisa hancur berkeping2 diriku ini, mungkin tidak hancur, lenyap tanpa
bekas bahkan. Helium dan hydrogen dalam tungku fusi dan fisi yang mampu
menggeletarkan ruang dan waktu, aku jadi merinding membayangkannya.
pamer di depan tuhan. Dalam kegelapan pembicaraan ini, terus terang aku
masih agak kebingungan, aku tak bisa melihat apa2. Otakku berpikir keras dari
tadi, ada rasa takut juga, gila...yang datang dalam pembicaraan ini matahari,
wah wah bisa hancur berkeping2 diriku ini, mungkin tidak hancur, lenyap tanpa
bekas bahkan. Helium dan hydrogen dalam tungku fusi dan fisi yang mampu
menggeletarkan ruang dan waktu, aku jadi merinding membayangkannya.
tuhan : "Anak muda, kamu jangan diam saja. Tenang..tenang...aku tahu apa
yang kamu takutkan. Dimensi panas matahari sudah kuredam, jadi jangan
takut. Hayo..gimana pendapat kamu..?"
yang kamu takutkan. Dimensi panas matahari sudah kuredam, jadi jangan
takut. Hayo..gimana pendapat kamu..?"
aku : " Aku sebenarnya ngantuk sekali, lagi2 kau undang aku untuk hal2 nggak
bermutu kaya gini. Lain kali lihat sikon dong tuhan, jangan main sikat aja. Apa
badan intelijenmu nggak cukup untuk memberi laporan komprehensif tentang
konstelasi tata surya..?"
bermutu kaya gini. Lain kali lihat sikon dong tuhan, jangan main sikat aja. Apa
badan intelijenmu nggak cukup untuk memberi laporan komprehensif tentang
konstelasi tata surya..?"
tuhan : " Dasar anak muda pemalas, aku tidak minta banyak waktumu. Kau
makhlukku, tapi menyembahku hanyalah kewajiban sukarela buatmu.
Kuundang kalian sebagai penyeimbang atas laporan badan intelijenku, karena
kau tahu sendiri, sumber primer lebih kupercayai daripada sumber sekunder."
makhlukku, tapi menyembahku hanyalah kewajiban sukarela buatmu.
Kuundang kalian sebagai penyeimbang atas laporan badan intelijenku, karena
kau tahu sendiri, sumber primer lebih kupercayai daripada sumber sekunder."
Tiba2 kepalaku seperti terbentur sesuatu, atau lebih tepatnya seperti ditampar.
Sakit juga......
Sakit juga......
aku : " Heh, berani2nya menampar dalam gelap. Siapa tadi..?"
tuhan : " Aku...anak muda tolol. Ganjaran atas kemalasanmu."
aku : " Lagi2 kau sering menghukum tanpa sebab, mengadili tanpa
membuktikan bersalah. Tapi baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu.
Kuakui memang ada keresahan global itu, penyalahgunaan namamu, keraguan
atas eksistensimu, dan pencarian ambisius akan "blue chip" semestamu. Tapi
kukira penyebabnya juga dirimu sendiri koq, kejadian2 itu hanyalah "tripple
effect" atas kediktatoran dan keegoanmu. Kalau engkau tidak bersembunyi
dibalik jubah semesta, mereka mungkin akan lebih santun dalam hidup."
membuktikan bersalah. Tapi baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu.
Kuakui memang ada keresahan global itu, penyalahgunaan namamu, keraguan
atas eksistensimu, dan pencarian ambisius akan "blue chip" semestamu. Tapi
kukira penyebabnya juga dirimu sendiri koq, kejadian2 itu hanyalah "tripple
effect" atas kediktatoran dan keegoanmu. Kalau engkau tidak bersembunyi
dibalik jubah semesta, mereka mungkin akan lebih santun dalam hidup."
tuhan : " Aku mau bersembunyi atau tidak, itu hak prerogatifku anak muda.
Akulah penguasa tunggal semesta. Akulah tuhan segala tuhan. Akulah tuhan
Akulah penguasa tunggal semesta. Akulah tuhan segala tuhan. Akulah tuhan
besar dari segala tuhan2 kecil yang kalian ciptakan. Siapapun yang hidup di
semestaku, harus tunduk pada kekuasaanku."
semestaku, harus tunduk pada kekuasaanku."
aku : " Tuh..kan..!!!. Kau memang Maha Sombong, Maha Keras Kepala, Maha
Sok Tahu. Tapi kau musti mikir tuhan, trend sekarang sudah berubah. Semua
makhluk merindukan keadilan dan demokrasi. Sudah jarang yang mau tunduk
kepada tirani, semua kebenaran harus teruji di hadapan metode ilmiah.
Termasuk percaya keberadaanmu, itupun harus dihadapkan dengan metode
ilmiah. Kami bukan makhluk bodoh lagi yang percaya begitu saja akan
dongeng2 yang diceritakan oleh nenek moyang, kami tidak segoblog yang kau
bayangkan mau meyakini dogma2 indah yang ternyata kosong isinya."
Sok Tahu. Tapi kau musti mikir tuhan, trend sekarang sudah berubah. Semua
makhluk merindukan keadilan dan demokrasi. Sudah jarang yang mau tunduk
kepada tirani, semua kebenaran harus teruji di hadapan metode ilmiah.
Termasuk percaya keberadaanmu, itupun harus dihadapkan dengan metode
ilmiah. Kami bukan makhluk bodoh lagi yang percaya begitu saja akan
dongeng2 yang diceritakan oleh nenek moyang, kami tidak segoblog yang kau
bayangkan mau meyakini dogma2 indah yang ternyata kosong isinya."
Bumi : " Maafkan hamba Paduka Yang Mulia, sekali lagi maaf. Kayaknya anak
muda ini ada benarnya juga, setidaknya itulah yang hamba amati akhir2 ini.
Trend mempertanyakan segala hal itu bahkan terakselerasi dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi, seakan tak ada tabir lagi di dunia."
aku : " tuhan, begini saja...,selama kau menikmati singgasanamu, apakah kau
tidak melihat bahwa sebenarnya dari keresahanlah akhirnya timbul solusi baru,
dari pemberontakan atas nilai2 bakulah akhirnya muncul ilmu2 baru. Jika saja
kami diam membisu dan tidak mulai bertanya akan kejadian2 di semesta, kami
akan jalan di tempat dan tidak menemukan hal2 baru di dunia. Renaissance,
Aufklarung, Englightment, Pencerahan, Reformasi, Kelahiran Kembali, atau
apapun manusia menyebutnya adalah hasil dari keresahan itu Tuhan. Jadi
mengapa kau juga ikut resah, toh bagaimanapun polah tingkah manusia, tak
sampai menggoyang arasymu"
tidak melihat bahwa sebenarnya dari keresahanlah akhirnya timbul solusi baru,
dari pemberontakan atas nilai2 bakulah akhirnya muncul ilmu2 baru. Jika saja
kami diam membisu dan tidak mulai bertanya akan kejadian2 di semesta, kami
akan jalan di tempat dan tidak menemukan hal2 baru di dunia. Renaissance,
Aufklarung, Englightment, Pencerahan, Reformasi, Kelahiran Kembali, atau
apapun manusia menyebutnya adalah hasil dari keresahan itu Tuhan. Jadi
mengapa kau juga ikut resah, toh bagaimanapun polah tingkah manusia, tak
sampai menggoyang arasymu"
tuhan :" Kalian boleh resah dan menggerutu, tapi jangan sampai menyekutukan
aku dong. Gimana sih kalian ini...?. Harga diriku sangat terobek2 karena kalian
hanya menyekutukan aku dengan reformis gagal kayak Yesus, dengan nabi
buta huruf kayak Muhammad, dengan tua bangka kayak Guru Nanak, dengan
tiran sombong kayak Stalin dan Lenin, dengan diktator narsis kayak Mao dan
Kim, dengan dewa2 tolol, dan juga dengan keterbatasan otak kalian."
aku dong. Gimana sih kalian ini...?. Harga diriku sangat terobek2 karena kalian
hanya menyekutukan aku dengan reformis gagal kayak Yesus, dengan nabi
buta huruf kayak Muhammad, dengan tua bangka kayak Guru Nanak, dengan
tiran sombong kayak Stalin dan Lenin, dengan diktator narsis kayak Mao dan
Kim, dengan dewa2 tolol, dan juga dengan keterbatasan otak kalian."
matahari : " Maaf menyela sebentar, cuman mau nanya Paduka tuhan Yang
Mulia. Sebenarnya batas otak kita itu sampai dimana sih..?"
tuhan : " Satu prinsip matahari, berpikirlah tentang ciptaanku, jangan berpikir
tentang dzatku, karena otak kalian tak mampu menjangkaunya."
Mulia. Sebenarnya batas otak kita itu sampai dimana sih..?"
tuhan : " Satu prinsip matahari, berpikirlah tentang ciptaanku, jangan berpikir
tentang dzatku, karena otak kalian tak mampu menjangkaunya."
aku : " Nggak bisa gitu dong tuhan. Ketika kami berpikir tentang ciptaanmu,
otomatis kami juga berpikir tentangmu, karena pencipta dan yang diciptakan
itu terikat hukum sebab akibat. Karena itu lebih baik menganggap otak kami
tak terbatas daripada sebaliknya, karena kau tak pernah jelas menggariskan
batas itu dimana. Kau bilang kami tak mampu menjangkau dzatmu, lagi2 kau
prejudice banget dalam hal ini, sedangkan kau belum pernah memperlihatkan
dzatmu pada siapapun di dunia ini."
tuhan :" Dasar anak muda tolol, gunakan otakmu dong. Apakah kau tidak
melihat tanda2 keberadaanku di semesta ini, begitu banyak tanda dan kau
masih buta. Tanpa melihat wujudku pun, kalau kau mampu berpikir, kau pasti
tahu bahwa aku ini eksis."
Kali ini nada bicara tuhan mulai keras, kayaknya dia mulai naik darah. Aku
merasakan hawa panas sekali merambat di sekujur tubuhku. Dalam hati aku
masih harap2 cemas semoga tuhan tidak seenak udelnya mengeliminasi aku
dari pertemuan ini, atau lebih gawat lagi menegasikan hakku untuk hidup dan
berpendapat.
merasakan hawa panas sekali merambat di sekujur tubuhku. Dalam hati aku
masih harap2 cemas semoga tuhan tidak seenak udelnya mengeliminasi aku
dari pertemuan ini, atau lebih gawat lagi menegasikan hakku untuk hidup dan
berpendapat.
bumi : " Anak muda, dari kemesraanku dengan matahari kau dapat belajar,
bagaimana gabungan antara gravitasi dan anti gravitasi berkolaborasi dengan
indah sehingga mendukung kehidupan di permukaanku. Dari matahari kau
dapat belajar dan membuktikan bagaimana tuhan menciptakan hal2 besar dari
hal2 yang sederhana dan sepele. Dariku sendiri kau dapat pula belajar,
bagaimana perputaranku begitu persisnya sehingga kestabilanku terjaga
sedangkan bila satu detik saja perputaran itu berhenti, aku akan hancur
terberai. Dan itu semua membutuhkan superior intelligent yang mengaturnya
dalam Lauh Mahfudz atau Grand Design semesta."
aku : " Maaf saja bumi, bukti2 yang kamu tawarkan itu sudah terbukti tidak
manjur lagi. Semesta ini terbukti chaos, ribut, centang perenang. Tidak ada
keteraturan seperti yang kau bilang itu, apalagi desain eksak atas kejadian2.
Jikapun ada keteraturan, itu tak lebih hanya kebetulan saja. Karena lebih dari
99,9% berupa ketidak teraturan. Hukum sebab akibat memang selalu terjadi,
tetapi hukum sebab akibat yang ada adalah hukum yang harus dalam arti luas
diartikan. Satu sebab bisa menghasilkan akibat ribuan bahkan jutaan atau
milyaran, dan akibat yang satu mungkin juga dari sebab yang berlainan. Dan
sejauh penelitian manusia atas semesta, tidak ditemukan satupun bukti
empiris dan meyakinkan bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya bintang,
galaksi, planet, black hole, pulsar, nebula, dan apapun itu. Semua adalah
rangkaian kejadian demi kejadian, tidak ada sesuatupun yang ex-nihilo, sesuatu
yang datang begitu saja, tanpa permulaan dan tanpa sebab. Kun fayakun, abrah
kadabrah, hocus pocus.............."
manjur lagi. Semesta ini terbukti chaos, ribut, centang perenang. Tidak ada
keteraturan seperti yang kau bilang itu, apalagi desain eksak atas kejadian2.
Jikapun ada keteraturan, itu tak lebih hanya kebetulan saja. Karena lebih dari
99,9% berupa ketidak teraturan. Hukum sebab akibat memang selalu terjadi,
tetapi hukum sebab akibat yang ada adalah hukum yang harus dalam arti luas
diartikan. Satu sebab bisa menghasilkan akibat ribuan bahkan jutaan atau
milyaran, dan akibat yang satu mungkin juga dari sebab yang berlainan. Dan
sejauh penelitian manusia atas semesta, tidak ditemukan satupun bukti
empiris dan meyakinkan bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya bintang,
galaksi, planet, black hole, pulsar, nebula, dan apapun itu. Semua adalah
rangkaian kejadian demi kejadian, tidak ada sesuatupun yang ex-nihilo, sesuatu
yang datang begitu saja, tanpa permulaan dan tanpa sebab. Kun fayakun, abrah
kadabrah, hocus pocus.............."
Kudengar ada yang tertawa kecil2 sambil sepertinya ditahan, tak beberapa
lama juga terdengar suara mengaduh kesakitan.
matahari : " Maaf, maaf, beribu maaf Paduka Yang Mulia. Hamba bukan
hendak menertawakan forum ini apalagi Paduka, hamba hanya menertawakan
gaya dia ngomong abrah kadabrah, kayak crita Aladdin saja. Sekali lagi maaf
Paduka."
Ah rupanya matahari yang ketiban pulung hukuman kecil dari tuhan. Dalam
hatiku aku nyukurin, bete banget atas penghormatan hirarkisnya dari awal
percakapan tadi.
aku : " tuhan, kau pasti setuju kan kalau waktu itu relatif. Dalam kerangka
waktu yang dipunyai manusia, kau punya waktu tidak terlalu lama untuk
membuktikan keberadaanmu. Mereka sudah sampai pada tahap siapa yang
berada dibalik "big bang" yang diyakini sebagai awal semesta, karena setelah
big bang, sekali lagi aku bilang tidak ada bukti yang bisa mereka temukan
bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya benda2 di semesta. Jika saja, mereka
hendak menertawakan forum ini apalagi Paduka, hamba hanya menertawakan
gaya dia ngomong abrah kadabrah, kayak crita Aladdin saja. Sekali lagi maaf
Paduka."
Ah rupanya matahari yang ketiban pulung hukuman kecil dari tuhan. Dalam
hatiku aku nyukurin, bete banget atas penghormatan hirarkisnya dari awal
percakapan tadi.
aku : " tuhan, kau pasti setuju kan kalau waktu itu relatif. Dalam kerangka
waktu yang dipunyai manusia, kau punya waktu tidak terlalu lama untuk
membuktikan keberadaanmu. Mereka sudah sampai pada tahap siapa yang
berada dibalik "big bang" yang diyakini sebagai awal semesta, karena setelah
big bang, sekali lagi aku bilang tidak ada bukti yang bisa mereka temukan
bahwa ada sesuatu dibalik terciptanya benda2 di semesta. Jika saja, mereka
tidak juga menemukan sesuatu yang menciptakan big bang, ditambah lagi
mereka menemukan theory of everything, kalau kalkulasiku tidak salah, akan
semakin banyak yang memunggungimu tuhan. Dan itu berarti pula lengkaplah
kegagalanmu, setidaknya kegagalanmu di bumi."
mereka menemukan theory of everything, kalau kalkulasiku tidak salah, akan
semakin banyak yang memunggungimu tuhan. Dan itu berarti pula lengkaplah
kegagalanmu, setidaknya kegagalanmu di bumi."
tuhan :" Memang menjengkelkan makhlukku manusia itu, termasuk kamu anak
muda. Lebih menjengkelkan kesok-tahuan kalian tentangku, bertemu aja belum
pernah sudah berani2nya bilang utusanku, bagian dari diriku, menjadi makhluk
yang mengerti pesan2ku dan mau melaksanakan pesan2ku, dan juga apa itu
aku lupa namanya, anggapan bahwa wujud manusia adalah juga
perwujudanku...hhmmm aku lupa namanya..."
bumi : " Imago Dei..tuhan."
tuhan : " Pinter kamu bumi, nah itu Imago Dei. Evolusi dari monyet saja mau
membandingkan wujudnya denganku, alangkah lancangnya kalian ini. Tetapi
dari laporan Jibril, aku kadang mengerti mengapa manusia begitu narsisnya,
karena dengan kenarsisan dan ambisi mereka itu ternyata mereka bisa
bertahan hidup dan menjadi pemenang dalam "survival of the fittest". Walau
jujur aku bilang, kemenangan bagi manusia sangat sering merupakan bentuk
penindasan terhadap makhluk2 lain. Dari Jibril aku tahu juga, manusia2 yang
membawa pesan kebaikan seperti Muhammad, Yesus, Mani, Zarathustra,
Baha'ullah, dan beberapa yang lain kadang2 terpaksa untuk
mentransendenkan pesan mereka, bilang bahwa itu dariku, dari tuhan seru
sekalian alam, karena memang manusia pada umumnya terlalu bodoh untuk
percaya pada kebaikan dan melakukannya dengan senang hati tanpa disertai
embel2 bahwa sang pencipta yang memerintahkan itu. Ditambah lagi musti
ditambah diimingi nikmat surga dan ditakuti dengan siksa neraka."
bumi : " wah tuhan, maaf menyela sebentar. Apakah neraka dan surga itu juga
mitos...?"
mitos...?"
tuhan : " Hahahaa.....tentu saja bumi. Surga kalian adalah ketika kalian gembira
berbuat baik tanpa pamrih apapun, dan neraka kalian adalah rasa tersiksa
ketika menyakiti dan berbuat tidak adil terhadap makhluk lain. Dan tentu saja
kenikmatan terbesar makhluk bukanlah surga, tetapi melihat wujudku, bukan
dengan mata, melainkan dengan nurani. Mendengarkan suaraku, bukan
dengan telinga, melainkan dengan kejernihan hati. Merasakan keberadaanku,
bukan dengan kulit, tetapi dengan kepekaan jiwa."
aku : " Nah tuhan, kau sekarang telah masuk neraka buatanmu sendiri, rasa
resah dan tersiksa karena ketidakadilanmu."
Tiba2 ada getaran hebat, aku merasakan pusing yang amat sangat, panas
sekali serasa api membakar kulitku, kudengar juga suara teriakan sangat keras
yang aku tahu pasti bukan dariku sendiri, mungkin matahari atau mungkin
bumi, aku tak tahu pasti karena gelap menguasai. Setelah beberapa lama,
akhirnya getaran dan panas berkurang sedikit demi sedikit.
tuhan : " maaf, maaf, aku lepas kontrol tadi. Kau berani sekali mulutmu anak
muda tolol. Bumi, kau saksi atas ucapanku. Makhluk2ku yang bernama
manusia yang telah berani mengatasnamakan aku dalam ajarannya, apakah
mereka pernah bertemu aku...?"
mereka pernah bertemu aku...?"
bumi : " Tidak pernah Paduka Yang Mulia, itu tak lebih hanyalah imajinasi
kreatif mereka saja. Tapi ngomong2, ada beberapa yang jujur minta ampun lho
Paduka Yang Mulia. Sidharta Gautama, Blaise Pascal, Ghazali, dan beberapa
yang lain lagi telah dengan terang2an bilang bahwa kedekatan denganmu itu
hanyalah imajinasi kreatif mereka saja."
tuhan : " Kau dengar sendiri anak muda, betapa diriku dicatut sana sini tanpa
sama sekali ijin dariku. Kenapa aku tak berhak marah...?, coba katakan..!!!"
aku : " Sabar dikit napa sih tuhan. Kau berhak marah, itu memang hakmu koq.
Tapi kau juga harus introspeksi diri, jika saja engkau lebih transparan mengenai
dirimu, mereka tidak akan dengan gampangnya menghayal tentangmu dan
menggunakan namamu seenak udelnya."
matahari : " Maaf beribu maaf Paduka Yang Mulia. Jika Paduka sudah tidak
tahan lagi dengan makhluk Paduka yang bernama manusia, ijinkanlah hamba
memeluk kekasih hamba bumi, biarkanlah kami bersatu. Sekian lama hamba
berpisah dengannya, rindu hamba sudah meluluhlantakkan jiwa Paduka.
Hamba ingin bersatu dengannya, walaupun setelah itu diri kami hancur
bersama. Biarlah setelah itu awal baru tercipta, dengan matahari baru, planet2
baru, makhluk2 baru, sehingga Paduka lebih puas."
tuhan : " Belum waktunya. Kalian, matahari dan bumi, selesaikanlah tugas
kalian. Aku tahu kalian saling mencintai, tetapi yakinlah, jarak bukanlah
penghalang atas cinta yang tulus nan abadi."
kalian. Aku tahu kalian saling mencintai, tetapi yakinlah, jarak bukanlah
penghalang atas cinta yang tulus nan abadi."
aku : " Wah, begini saja. Boleh atau tidak, bersatulah kalian. Berpelukanlah
kalian. tuhan sekalipun tak berhak melarang dua insan yang sedang jatuh
cinta."
Cuh..ciuh...cuh....wah sialan, tega2nya tuhan meludahiku, berkali2 pula....
aku : " Kunyuk kau tuhan, diktator tak tahu diri. Oke..oke..!!!!, kuakui aku
memang kritis terhadapmu, tetapi sekali lagi itu demi kebaikanmu. Daripada
stempel namamu digunakan untuk mengotori tata surya, daripada atas
namamu manusia menjadi tiran bagi sesamanya, daripada karena perilakumu
semua makhluk semesta kebingungan mencari jati dirinya. Sudahlah, akhirilah
keegoanmu itu. Bersikaplah demokratis dan transparan."
tuhan : " Kau pulang sana, besok pagi kau musti kuliah. Dari tadi kau bukan
melaporkan sesuatu malah protes terus isinya. Tapi jangan lupa anak muda
tolol, berbuat baiklah tanpa pamrih, itu saja pesanku."
aku : " Ya deh...., tapi jangan lupa pula pertimbangkan kritikku. Tapi anyway,
untungnya aku dari dulu tidak pernah mengharapkan surgamu. Aku pergi dulu
ya...Bye tuhan, matahari, bumi..........."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanx 4 comment