Selasa, 13 Desember 2011

Si Pemuda Dan Si Tukang Cukur

Pada siang hari di bawah terik matahari yang panas seorang pemuda berjalan menuju ke salon untuk memotong rambutnya. Karena kelelahan waktu proses pencukuran ia mengantuk. Bagi si pemuda itu sangat mengenakkan, apalagi di ruangan yang full AC. Tapi sebaliknya bagi si tukang cukur itu merepotkan pekerjaannya. Akhirnya ia membuka pembicaraan. “Mas anda percaya tidak dengan adanya Tuhan?” Tanya si tukang cukur. “Iya saya percaya pak dengan adanya Tuhan,” ujar si pemuda.Saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang anda katakana tadi," sahut si tukang cukur. Mendengar ungkapan itu, si pemuda terkejut dan bertanya, "Mengapa bapak berkata demikian?". "Mudah saja, anda tinggal menengok ke luar jendela itu dan sadarlah bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? mengapa banyak anak yang terlantar? Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Katanya Tuhan itu maha pengasih dan penyayang. Tuhan apa yang mengijinkan semua itu terjadi..." ungkapnya dengan nada yang agak tinggi.

Si pemuda itu berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan si tukang cukur, hingga rasa ngantuk pun hilang. Sampai tukang cukur selesai melakukan pekerjaannya, si pemuda belum juga menemukan jawaban. Ketika ia membuka pintu untuk keluar, ia melihat seorang laki-laki berambut panjang dan jambangnya pun lebat di seberang jalan. Ia kembali masuk ke dalam tempat cukur dan kemudian berkata pada si tukang cukur, “ Pak… yang tidak ada itu bukan Tuhan, tapi tukang cukur.” Tukang cukur pun terkejut dengan perkataan pemuda tersebut. "Bagaimana mungkin tidak ada tukang cukur? Buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang cukur," sanggahnya. Si pemuda kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada, jika mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjambang lebat seperti pria di luar itu". "Ah, anda bisa saja... Tukang cukur itu selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada pria itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke tempat saya untuk dicukur," jawabnya tenang sambil tersenyum. "Tepat!" tegas si pemuda. "Itulah jawabannya. Tuhan itu ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah karena mereka tidak mau datang mencari dan menemuiNya. Itulah sebabnya mengapa tampak begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini...".

Disadari, memang ada diantara sebagian manusia yang terkadang meragukan keberadaan Allah hanya karena mereka tertimpa musibah menurut pemikirannya, seperti wabah demam berdarah misalnya yang terjadi hampir terjadi di setiap sudut gang kampung masyarakat kita saat ini. Masyarakat demikian perlu dimaklumi dan disadarkan bahwa mereka tidak tahu dan kurang menggunakan akal dan hatinya untuk mengamati tanda-tanda kebesaran Allah, dan untuk kemudian tunduk kepadaNya dan mengakui eksistensiNya.

Tidak ada orang beriman yang tidak menyakini keberadaan Allah. Hal lain yang biasanya kita lupakan dalam kesibukan sehari-hari adalah betapa besarnya karunia kesehatan. Seseorang yang diberi kesehatan terus-menerus dan tidap pernah menderita sakit, mudah saja melupakan nikmatNya. Akan tetapi, ketika ia menderita suatu penyakit, ia baru menyadari bahwa kesehatan merupakan nikmat dari Allah. Bahkan, saat menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan, seseorang yang belum pernah berdo’a sebelumnya tiba-tiba merasa perlu memohon kepada Allah untuk disembuhkan. Ia berdo’a dengan tulus ikhlas. Inilah sebabnya, seseorang bisa dekat dengan Tuhannya ketika dirinya tidak berdaya.

Firman Allah dalam Surat Al Fushshilat (QS. 41:51) ; ”Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa”. Kemudian dalam ayat lain Allah juga mengingatkan; “Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertobat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebahagian daripada mereka mempersekutukan Tuhannya“. (QS. Ar Ruum, 30: 33). Kita diberikan sakit karena Allah itu ada, dan Dia sayang kepada kita, karena sifatNya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Innallaaha bin-naasi lara uufur rahim. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...