Pada
siang hari di bawah terik matahari yang panas seorang pemuda berjalan
menuju ke salon untuk memotong rambutnya. Karena kelelahan waktu
proses pencukuran ia mengantuk. Bagi si pemuda itu sangat
mengenakkan, apalagi di ruangan yang full AC. Tapi sebaliknya bagi si
tukang cukur itu merepotkan pekerjaannya. Akhirnya ia membuka
pembicaraan. “Mas anda percaya tidak dengan adanya Tuhan?” Tanya
si tukang cukur. “Iya saya percaya pak dengan adanya Tuhan,” ujar
si pemuda. “Saya ini tidak percaya kalau
Tuhan itu ada seperti yang anda katakana tadi," sahut si tukang
cukur. Mendengar ungkapan itu, si pemuda terkejut dan bertanya,
"Mengapa bapak berkata demikian?". "Mudah saja, anda
tinggal menengok ke luar jendela itu dan sadarlah bahwa Tuhan itu
memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada,
mengapa banyak orang yang sakit? mengapa banyak anak yang terlantar?
Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Katanya
Tuhan itu maha pengasih dan penyayang. Tuhan apa yang mengijinkan
semua itu terjadi..." ungkapnya dengan nada yang agak tinggi.
Si
pemuda itu berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan si tukang
cukur, hingga rasa ngantuk pun hilang. Sampai tukang cukur selesai
melakukan pekerjaannya, si pemuda belum juga menemukan jawaban.
Ketika ia membuka pintu untuk keluar, ia melihat seorang laki-laki
berambut panjang dan jambangnya pun lebat di seberang jalan. Ia
kembali masuk ke dalam tempat cukur dan kemudian berkata pada si
tukang cukur, “ Pak… yang tidak ada itu bukan Tuhan, tapi tukang
cukur.” Tukang cukur pun terkejut dengan perkataan pemuda tersebut.
"Bagaimana mungkin tidak ada tukang cukur? Buktinya adalah saya.
Saya ada di sini dan saya adalah seorang tukang cukur,"
sanggahnya. Si pemuda kembali berkata tegas, "Tidak, mereka
tidak ada, jika mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut
panjang dan berjambang lebat seperti pria di luar itu". "Ah,
anda bisa saja... Tukang cukur itu selalu ada di mana-mana. Yang
terjadi pada pria itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke tempat
saya untuk dicukur," jawabnya tenang sambil tersenyum. "Tepat!"
tegas si pemuda. "Itulah jawabannya. Tuhan itu ada. Yang terjadi
pada umat manusia itu adalah karena mereka tidak mau datang mencari
dan menemuiNya. Itulah sebabnya mengapa tampak begitu banyak
penderitaan di seluruh dunia ini...".
Disadari,
memang ada diantara sebagian manusia yang terkadang meragukan
keberadaan Allah hanya karena mereka tertimpa musibah menurut
pemikirannya, seperti wabah demam berdarah misalnya yang terjadi
hampir terjadi di setiap sudut gang kampung masyarakat kita saat ini.
Masyarakat demikian perlu dimaklumi dan disadarkan bahwa mereka tidak
tahu dan kurang menggunakan akal dan hatinya untuk mengamati
tanda-tanda kebesaran Allah, dan untuk kemudian tunduk kepadaNya dan
mengakui eksistensiNya.
Tidak
ada orang beriman yang tidak menyakini keberadaan Allah. Hal lain
yang biasanya kita lupakan dalam kesibukan sehari-hari adalah betapa
besarnya karunia kesehatan. Seseorang yang diberi kesehatan
terus-menerus dan tidap pernah menderita sakit, mudah saja melupakan
nikmatNya. Akan tetapi, ketika ia menderita suatu penyakit, ia baru
menyadari bahwa kesehatan merupakan nikmat dari Allah. Bahkan, saat
menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan, seseorang yang belum
pernah berdo’a sebelumnya tiba-tiba merasa perlu memohon kepada
Allah untuk disembuhkan. Ia berdo’a dengan tulus ikhlas. Inilah
sebabnya, seseorang bisa dekat dengan Tuhannya ketika dirinya tidak
berdaya.
Firman
Allah dalam Surat Al Fushshilat
(QS. 41:51)
; ”Dan apabila Kami memberikan nikmat
kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia
ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa”.
Kemudian dalam ayat lain Allah juga mengingatkan; “Dan
apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya
dengan kembali bertobat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan
kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba
sebahagian daripada mereka mempersekutukan Tuhannya“.
(QS. Ar Ruum, 30: 33).
Kita diberikan sakit karena Allah itu ada, dan Dia sayang kepada
kita, karena sifatNya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Innallaaha bin-naasi lara uufur rahim. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanx 4 comment