Haha.........., rasanya segar sekali, baru saja aku telah menggagahi seorang gadis cantik bernama Indonesia, cantik tapi bodoh, dengan gincu tebal mengundang birahi. Sebelum dia kugilirkan kepada pelanggan2 lainnya, dia harus kucicipi dulu. Oh ya perkenalkan, namaku Badu. Pekerjaanku Mucikari, menjuali perempuan2 yang kutemui dijalan, tentu saja yang cantik2 tapi tidak punya otak, atau lebih tepatnya punya otak tapi tidak digunakan. Setiap hari aku berjalan2 dari ujung ke ujung, untuk sekedar melihat2 siapa tahu ada gadis baru yang memenuhi syarat. Aku sudah melakukan pekerjaan ini bertahun2, tahun ini, tahun 2005, sudah genap 61 tahun sudah aku menjalankan profesi ini. Pekerjaan yang menyenangkan, aku tak perlu memeras keringat, tapi aku bisa hidup mewah dan terhormat.
Kukenal
dia beberapa minggu yang lalu waktu aku lagi jalan2 di mall, kulihat
ada seorang gadis tomboy berambut pendek tapi wajahnya cantik dan
berhidung mancung. Sedang jalan2 melintasi etalage toko2 bermerk.
Langsung saja naluriku berjalan, kudekati dia pura2 menanyakan dimana
Starbucks Cafe terdekat dari situ. Aku pura2 tidak tahu daerah itu,
dia pun menunjukkan arah. Tetapi aku bilang bahwa aku tidak tahu
daerah situ, aku memintanya untuk mengantarkanku ke cafe itu dengan
imbalan CD musik yang dijual di Starbucks. Dia mau saja, dan setelah
sampai di cafe kutawari saja sekalian untuk minum kopi bersamaku.
Kami mulai ngobrol ngalor ngidul tak tentu arah. Dari percakapan itu
aku tahu bahwa dia sebenarnya adalah anak seorang tuan tanah,
tanahnya luas dari Sabang Sampai Merauke, tetapi karena keengganannya
menggarap tanah itu ditambah ketidaktahuannya akan ilmu bercocok
tanam dan manajemen, dia biarkan orang lain yang mengolah tanah itu.
Dia hanya menarik sedikit biaya dari orang yang menggarapnya. Dia pun
lebih suka hijrah ke kota besar yang hingar bingar, karena dengan
begitu dia bisa berdandan modis, mempunyai peralatan2 mutakhir, dan
ber-urbanlifestyle-ria.
Biasanya,
setelah kugagahi, yang tiba selanjutnya untuk mencicipi adalah Imof.
Jika kesempatan memungkinkan, menage a trois pun tidak apa2, kami
garap bersama2 gadis baru itu. Bersama Imof, yang adalah saudara
kembarku, kami adalah entitas mucikari terbesar dan terhebat yang
mungkin pernah ada di muka bumi ini. Kami sama2 dilahirkan di Bretton
Woods, sebuah desa kecil nan indah di bumi utara sana. Sebagai
mucikari, aku sudah makan asam garam kehidupan. Merayu mereka yang
kutemui dengan iming2 kekayaan, kemewahan, dan tentu saja kemajuan
lahir dan batin. Tidak semua berhasil aku tipu memang, tapi sebagian
besar berhasil. Gadis2 cantik yang hanya mau bermewah2 tapi tidak mau
bekerja keras dan berpikir, ah tentu saja adalah makanan empukku.
Wajah cantik, pantat bahenol, pinggang mirip gitar Spanyol, tentu
saja akan sangat mendatangkan keuntungan yang tidak kecil untukku.
Untuk
meningkatkan ketergantungan mereka, mereka akan kumanja2 dulu dengan
apapun yang mereka inginkan, jika sudah ketagihan maka mereka
kuhutangi dulu dengan jumlah yang tidak sedikit. Kuberi mereka barang
yang indah2, mobil mengkilap, janji2 manis, dan hampir apapun yang
menjadi tanda kemajuan dan modern lifestyle. Baru setelah itu,
perlahan namun pasti, kudikte apa yang harus mereka lakukan, dengan
tujuan akhir menjadi pelacuprofesional untuk imperium bisnisku.
Kadang2, aku sengaja menyewa agenkhusus untuk memperluas imperium
bisnis mesumku, para lover boy adalanegosiator ulung dalam merayu dan
tentu saja memasukkan mangsa2 itu kdalam lingkaran setan yang telah
disiapkan. Setelah masuk dalam inner circlemereka akan dengan
sendirinya belajar bagaimana melempar senyuman nakamenggoda untuk
segera diajak asyik mahsyuk di atas ranjang. Tetapi sungguhbanyak
dari mereka justru belajar sendiri seperti itu. Menjilat dengan
katamanis dan pelayanan yang memuaskan. Bahkan kalau aku kadang
menjengumereka, sengaja disiapkan penyambutan yang luar biasa, agar
tentu saja akberbaik hati untuk menghutangi mereka lebih banyak dan
lebih banyak lagi.
Sebenarnya
aku kadang2 kasihan melihat perempuan2 itu, selalu saja sebenarnya
ada kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman imperiumku,
tapi mereka sepertinya enggan dan malas. Dengan pekerjaan yang cuma
mengangkang dan bermake up ria itu, rupanya semakin lama justru
semakin menumpulkan otak mereka. Mereka sudah bisa seharusnya untuk
berdikari, mungkin dengan uang yang mereka punya dan tenaga yang
tersisa, membuat usaha sendiri agar martabat mereka lebih terangkat.
Tapi sekali lagi, mereka rupanya malas dan tak berpendirian teguh.
Sekali waktu mereka mungkin mencoba memikirkannya, dan bilang
kepadaku untuk mengangsur utang mereka, dan tak mau berhutang lagi.
Tapi berulang kali pula mereka berubah pikiran, berhutang dan
berhutang lagi untuk membiayai gaya hidup mereka yang sudah terlanjur
hedonis. Terakhir2 ini bahkan ada di antara mereka yang meminta
penghapusan utang, yang pada awalnya tentu saja kutertawakan, lelucon
macam apa pula ini. Utang koq begitu saja minta dihapuskan,
dimoratoriumkan. Tetapi karena desakan dari pemegang saham di
imperium mesumku yang sudah mulai resah oleh tekanan dari kanan kiri,
akhirnya untuk mereka yang utangnya sudah mencekik leher, apalagi
yang bunganya saja sudah melebihi pokoknya, terpaksa aku harus
hapuskan utangnya, tentu saja tidak semua. Melacur seumur hiduppun,
utang itu tak akan pernah lunas. Nah beberapa yang penakut dan
penurut, yang walaupun sudah kembang kempis tertimbun utang, dengan
gengsinya tak mau meminta penghapusan utang. Yah, aku sih senang2
saja. Justru kepada mereka akan kugelontorkan utang2 baru yang bukan
hanya mencekik mereka, tetapi juga anak cucu mereka. Sehingga lengkap
pulalah silsilah keluarga itu, keluarga pelacur. Pelacur hati nurani,
pelacur yang masih sering ngomong masalah moral, pelacur yang ambigu,
karena kadang kau lihat mereka sebagai pelacur tapi kadang pula kau
lihat mereka berbicara sungguh2 tentang kehidupan asketik, tentang
surga dan neraka, bahkan tentang Tuhan.
Apabila
mereka sudah masuk perangkapku, akan kuselenggarakan training khusus
bagaimana memuaskan pelanggan. Tentu saja tidak semua harus mereka
tahu, yang paling penting adalah pengetahuan dasarnya saja. Aku akui,
aku cukup pelit berbagi ilmu dengan mereka, aku ajari mereka bagian2
tertentu dari Kama Sutra, tentunya yang hanya berkaitan2 dengan
posisi2 yang berjumlah 64 itu. Selebihnya yang justru lebih penting,
bagaimana mencari kebahagiaan dengan jalan menjalin hubungan yang
baik antara pria dan wanita sengaja aku sembunyikan. Apalagi tentang
Kama Sashtra*, aku sembunyikan sama sekali. Biarlah bagi mereka seks
hanyalah sebatas seks, menjadi tujuan bukan dijadikan alat.
Tentu
bisnis begini banyak maju mundurnya, tapi aku pantang menyerah,
perangkat2 hukum pun sudah aku jarah demi mengamankan posisi kami.
Dan tentu kupoles dengan aksi2 sosial yang lebih bertujuan untuk
menimbulkan imago bersih. Aku dan Imof telah mempunyai tugas masing2,
tapi kami saling memperkuat.
Tapi
Imof akhir2 ini tampak uring2an, aku dengar banyak kritik tajam
mengalir ke meja kerjanya berkaitan dengan saran2nya akhir2 ini yang
ketahuan justru membuat pelacur2 itu semakin tergantung padanya.
Membuat mereka semakin malas, membuat mereka semakin dalam terjerat
dalam dunia hitam. Kutelepon dia malam kemarin, sekedar menanyakan
kabarnya. Aku bilang tidak usah terlalu dipikirkan apa yang dibilang
oleh para aktivis2 LSM itu, mereka memang sudah pekerjaannya berkoar2
semacam itu. Mau itu namanya Chomsky, Geldof, Bono, Hysham, Prahalad,
atau tai kucing, tidak usah terlalu dimasukkan hati.
Tak
terasa, sudah larut malam. Mengurusi tetek bengek perusahaan ini
sungguh kadang2 melelahkan. Bukan saja harus bersaing dengan
perusahaan yang terjun di bisnis permesuman ini, tetapi juga harus
pasang mata dan telinga akan teriakan2 dari masyarakat yang dikompori
oleh para aktivis LSM. Semakin hari, semakin macam2 saja tuntutan
para cecunguk LSM itu. Belum lama mereka berkoar2 tentang corporate
responsibility, sekarang sudah lebih berani lagi menuntut corporate
accountability. Bagaimana perusahaanku akan menguntungkan jika harus
juga accountable atas kerusakan2 dan kerugian yang disebabkan oleh
pihak ketiga yang menjalin bisnis dengan perusahaanku.
Sudah
waktunya untuk tidur, besok pagi akan kucari lagi gadis2 seperti itu
lagi. Dan juga akan kukunjungi pelacur2 yang sudah setia menjadi anak
buahku, besok ada dua yang akan kukunjungi, gadis hitam manis bernama
Nigeria, dan juga seorang gadis yang melacur hanya sebagai hobby,
Saudi Arabia namanya. Aku akan melanglang dari benua ke benua, dari
Asia sampai Afrika, dari Amerika Selatan sampai Eropa Timur. Menipu
dunia dengan uang dan retorika, menyebarkan demokrasi dengan anarki,
memesumi moral dan etika. Oh..betapa gampangnya dunia kukuasai.
*
Kama Sashtra = secara harfiah berarti Pengetahuan ttg Kebahagiaan,
adalah kitab klasik dimana Kama Sutra hanyalah salah satu bagian
kecilnya.
SUMBER : @ZIARAH KE MAKAM TUHAN BY M. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanx 4 comment