Rabu, 07 Desember 2011

Perempuan-Perempuan Yang Ingin Diperkosa


Haha.........., rasanya segar sekali, baru saja aku telah menggagahi seorang gadis cantik bernama Indonesia, cantik tapi bodoh, dengan gincu tebal mengundang birahi. Sebelum dia kugilirkan kepada pelanggan2 lainnya, dia harus kucicipi dulu. Oh ya perkenalkan, namaku Badu. Pekerjaanku Mucikari, menjuali perempuan2 yang kutemui dijalan, tentu saja yang cantik2 tapi tidak punya otak, atau lebih tepatnya punya otak tapi tidak digunakan. Setiap hari aku berjalan2 dari ujung ke ujung, untuk sekedar melihat2 siapa tahu ada gadis baru yang memenuhi syarat. Aku sudah melakukan pekerjaan ini bertahun2, tahun ini, tahun 2005, sudah genap 61 tahun sudah aku menjalankan profesi ini. Pekerjaan yang menyenangkan, aku tak perlu memeras keringat, tapi aku bisa hidup mewah dan terhormat.


Kukenal dia beberapa minggu yang lalu waktu aku lagi jalan2 di mall, kulihat ada seorang gadis tomboy berambut pendek tapi wajahnya cantik dan berhidung mancung. Sedang jalan2 melintasi etalage toko2 bermerk. Langsung saja naluriku berjalan, kudekati dia pura2 menanyakan dimana Starbucks Cafe terdekat dari situ. Aku pura2 tidak tahu daerah itu, dia pun menunjukkan arah. Tetapi aku bilang bahwa aku tidak tahu daerah situ, aku memintanya untuk mengantarkanku ke cafe itu dengan imbalan CD musik yang dijual di Starbucks. Dia mau saja, dan setelah sampai di cafe kutawari saja sekalian untuk minum kopi bersamaku. Kami mulai ngobrol ngalor ngidul tak tentu arah. Dari percakapan itu aku tahu bahwa dia sebenarnya adalah anak seorang tuan tanah, tanahnya luas dari Sabang Sampai Merauke, tetapi karena keengganannya menggarap tanah itu ditambah ketidaktahuannya akan ilmu bercocok tanam dan manajemen, dia biarkan orang lain yang mengolah tanah itu. Dia hanya menarik sedikit biaya dari orang yang menggarapnya. Dia pun lebih suka hijrah ke kota besar yang hingar bingar, karena dengan begitu dia bisa berdandan modis, mempunyai peralatan2 mutakhir, dan ber-urbanlifestyle-ria. 
 
Biasanya, setelah kugagahi, yang tiba selanjutnya untuk mencicipi adalah Imof. Jika kesempatan memungkinkan, menage a trois pun tidak apa2, kami garap bersama2 gadis baru itu. Bersama Imof, yang adalah saudara kembarku, kami adalah entitas mucikari terbesar dan terhebat yang mungkin pernah ada di muka bumi ini. Kami sama2 dilahirkan di Bretton Woods, sebuah desa kecil nan indah di bumi utara sana. Sebagai mucikari, aku sudah makan asam garam kehidupan. Merayu mereka yang kutemui dengan iming2 kekayaan, kemewahan, dan tentu saja kemajuan lahir dan batin. Tidak semua berhasil aku tipu memang, tapi sebagian besar berhasil. Gadis2 cantik yang hanya mau bermewah2 tapi tidak mau bekerja keras dan berpikir, ah tentu saja adalah makanan empukku. Wajah cantik, pantat bahenol, pinggang mirip gitar Spanyol, tentu saja akan sangat mendatangkan keuntungan yang tidak kecil untukku. 
 
Untuk meningkatkan ketergantungan mereka, mereka akan kumanja2 dulu dengan apapun yang mereka inginkan, jika sudah ketagihan maka mereka kuhutangi dulu dengan jumlah yang tidak sedikit. Kuberi mereka barang yang indah2, mobil mengkilap, janji2 manis, dan hampir apapun yang menjadi tanda kemajuan dan modern lifestyle. Baru setelah itu, perlahan namun pasti, kudikte apa yang harus mereka lakukan, dengan tujuan akhir menjadi pelacuprofesional untuk imperium bisnisku. Kadang2, aku sengaja menyewa agenkhusus untuk memperluas imperium bisnis mesumku, para lover boy adalanegosiator ulung dalam merayu dan tentu saja memasukkan mangsa2 itu kdalam lingkaran setan yang telah disiapkan. Setelah masuk dalam inner circlemereka akan dengan sendirinya belajar bagaimana melempar senyuman nakamenggoda untuk segera diajak asyik mahsyuk di atas ranjang. Tetapi sungguhbanyak dari mereka justru belajar sendiri seperti itu. Menjilat dengan katamanis dan pelayanan yang memuaskan. Bahkan kalau aku kadang menjengumereka, sengaja disiapkan penyambutan yang luar biasa, agar tentu saja akberbaik hati untuk menghutangi mereka lebih banyak dan lebih banyak lagi.

Sebenarnya aku kadang2 kasihan melihat perempuan2 itu, selalu saja sebenarnya ada kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman imperiumku, tapi mereka sepertinya enggan dan malas. Dengan pekerjaan yang cuma mengangkang dan bermake up ria itu, rupanya semakin lama justru semakin menumpulkan otak mereka. Mereka sudah bisa seharusnya untuk berdikari, mungkin dengan uang yang mereka punya dan tenaga yang tersisa, membuat usaha sendiri agar martabat mereka lebih terangkat. Tapi sekali lagi, mereka rupanya malas dan tak berpendirian teguh. Sekali waktu mereka mungkin mencoba memikirkannya, dan bilang kepadaku untuk mengangsur utang mereka, dan tak mau berhutang lagi. Tapi berulang kali pula mereka berubah pikiran, berhutang dan berhutang lagi untuk membiayai gaya hidup mereka yang sudah terlanjur hedonis. Terakhir2 ini bahkan ada di antara mereka yang meminta penghapusan utang, yang pada awalnya tentu saja kutertawakan, lelucon macam apa pula ini. Utang koq begitu saja minta dihapuskan, dimoratoriumkan. Tetapi karena desakan dari pemegang saham di imperium mesumku yang sudah mulai resah oleh tekanan dari kanan kiri, akhirnya untuk mereka yang utangnya sudah mencekik leher, apalagi yang bunganya saja sudah melebihi pokoknya, terpaksa aku harus hapuskan utangnya, tentu saja tidak semua. Melacur seumur hiduppun, utang itu tak akan pernah lunas. Nah beberapa yang penakut dan penurut, yang walaupun sudah kembang kempis tertimbun utang, dengan gengsinya tak mau meminta penghapusan utang. Yah, aku sih senang2 saja. Justru kepada mereka akan kugelontorkan utang2 baru yang bukan hanya mencekik mereka, tetapi juga anak cucu mereka. Sehingga lengkap pulalah silsilah keluarga itu, keluarga pelacur. Pelacur hati nurani, pelacur yang masih sering ngomong masalah moral, pelacur yang ambigu, karena kadang kau lihat mereka sebagai pelacur tapi kadang pula kau lihat mereka berbicara sungguh2 tentang kehidupan asketik, tentang surga dan neraka, bahkan tentang Tuhan.

Apabila mereka sudah masuk perangkapku, akan kuselenggarakan training khusus bagaimana memuaskan pelanggan. Tentu saja tidak semua harus mereka tahu, yang paling penting adalah pengetahuan dasarnya saja. Aku akui, aku cukup pelit berbagi ilmu dengan mereka, aku ajari mereka bagian2 tertentu dari Kama Sutra, tentunya yang hanya berkaitan2 dengan posisi2 yang berjumlah 64 itu. Selebihnya yang justru lebih penting, bagaimana mencari kebahagiaan dengan jalan menjalin hubungan yang baik antara pria dan wanita sengaja aku sembunyikan. Apalagi tentang Kama Sashtra*, aku sembunyikan sama sekali. Biarlah bagi mereka seks hanyalah sebatas seks, menjadi tujuan bukan dijadikan alat. 
 
Tentu bisnis begini banyak maju mundurnya, tapi aku pantang menyerah, perangkat2 hukum pun sudah aku jarah demi mengamankan posisi kami. Dan tentu kupoles dengan aksi2 sosial yang lebih bertujuan untuk menimbulkan imago bersih. Aku dan Imof telah mempunyai tugas masing2, tapi kami saling memperkuat. 
 
Tapi Imof akhir2 ini tampak uring2an, aku dengar banyak kritik tajam mengalir ke meja kerjanya berkaitan dengan saran2nya akhir2 ini yang ketahuan justru membuat pelacur2 itu semakin tergantung padanya. Membuat mereka semakin malas, membuat mereka semakin dalam terjerat dalam dunia hitam. Kutelepon dia malam kemarin, sekedar menanyakan kabarnya. Aku bilang tidak usah terlalu dipikirkan apa yang dibilang oleh para aktivis2 LSM itu, mereka memang sudah pekerjaannya berkoar2 semacam itu. Mau itu namanya Chomsky, Geldof, Bono, Hysham, Prahalad, atau tai kucing, tidak usah terlalu dimasukkan hati. 
 
Tak terasa, sudah larut malam. Mengurusi tetek bengek perusahaan ini sungguh kadang2 melelahkan. Bukan saja harus bersaing dengan perusahaan yang terjun di bisnis permesuman ini, tetapi juga harus pasang mata dan telinga akan teriakan2 dari masyarakat yang dikompori oleh para aktivis LSM. Semakin hari, semakin macam2 saja tuntutan para cecunguk LSM itu. Belum lama mereka berkoar2 tentang corporate responsibility, sekarang sudah lebih berani lagi menuntut corporate accountability. Bagaimana perusahaanku akan menguntungkan jika harus juga accountable atas kerusakan2 dan kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga yang menjalin bisnis dengan perusahaanku. 
 
Sudah waktunya untuk tidur, besok pagi akan kucari lagi gadis2 seperti itu lagi. Dan juga akan kukunjungi pelacur2 yang sudah setia menjadi anak buahku, besok ada dua yang akan kukunjungi, gadis hitam manis bernama Nigeria, dan juga seorang gadis yang melacur hanya sebagai hobby, Saudi Arabia namanya. Aku akan melanglang dari benua ke benua, dari Asia sampai Afrika, dari Amerika Selatan sampai Eropa Timur. Menipu dunia dengan uang dan retorika, menyebarkan demokrasi dengan anarki, memesumi moral dan etika. Oh..betapa gampangnya dunia kukuasai. 
 
* Kama Sashtra = secara harfiah berarti Pengetahuan ttg Kebahagiaan, adalah kitab klasik dimana Kama Sutra hanyalah salah satu bagian kecilnya.



SUMBER : @ZIARAH KE MAKAM TUHAN BY M. AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...