Kamis, 01 Desember 2011

INDUSTRI SEPAKBOLA


 Sepakbola tidak hanya digemari namun juga melibatkan perputaran uang dengan jumlah yang luar biasa. Kondisi tersebut terutama terjadi di liga sepakbola Eropa di mana di liga tersebut sepakbola telah
tumbuh menjadi industri yang berkembang sangat pesat. Di Eropa, sepakbola
sepertinya memang pertandingan dua babak, bukan hanya secara denotatif namun
juga konotatif. Babak pertama adalah permainan di lapangan untuk menggapai
kemenangan, sedang babak kedua adalah kemampuan untuk bertahan di iklim
bisnis yang kompetitif. Keberhasilan (atau kegagalan) di satu babak akan
mempengaruhi kinerja di babak yang lain.

Seiring dengan berkembangnya industri sepakbola di Eropa, maka sumber
pemasukan sebuah klub sepakbola menjadi sangat bervariasi dan tidak semata dari
penjualan tiket pertandingan saja. Sumber-sumber tersebut di antaranya adalah
sponsor dan iklan, hak siar televisi, penjualan merchandise, dan juga dari
penjualan pemain. Sumber-sumber pendapatan sebuah klub sepakbola ternyata sangat beragam.

Sumber pemasukan paling dasar dari sebuah klub sepakbola sebetulnya
adalah dari penjualan tiket, karena produk paling dasar dari sebuah klub sepakbola
adalah produk berupa pertunjukan pertandingan sepakbola. Bagi sebagian klub,
pemasukan dari penjualan tiket pertandingan bisa menjadi sumber pendapatan
yang paling dominan. Sebagai contoh adalah klub Arsenal. Menurut Fitriana
(2009) berdasar hasil laporan Deloitte tentang 20 besar klub sepakbola dengan pendapatan terbesar, Arsenal berhasil berada di urutan kelima setelah mereka
pindah ke Stadion Emirates. Pada musim pertandingan 2005-2006, klub tersebut
pindah dari stadion lama yakni Stadion Highbury, karena kapasitasnya dinilai
terlalu kecil. Menurut Deloitte, stadion merupakan aset terbesar klub sepak bola.
Mayoritas klub sepak bola terus berupaya memperbaiki stadion mereka agar
mampu menampung lebih banyak penonton. Rata-rata, setiap kali Arsenal
bertanding di stadion itu diperoleh penghasilan dari tiket sebesar 3,1 juta poundsterling.

Sumber pendapatan berikutnya adalah dari iklan dan sponsor. Uang
mengalir cukup deras dari lahan ini. Sebagai contoh, menurut duniasoccer.com
(2009, 16 November), kontrak Manchester United dengan perusahaan asuransi
AIG sebagai sponsor bernilai 14,1 juta pounds per musim. Nilai ini merupakan
sponsor yang terbesar di antara klub Premier League lainnya. Sementara itu
menurut kontan.co.id (2009, 30 September), Real Madrid diperkirakan meraih penghasilan lebih dari 20 miliar Euro atau sekitar US$29 juta per tahun dari
kontraknya dengan grup judi online asal Austria, Bwin.

Sumber pemasukan yang lain adalah dari penjualan merchandise atau
pernak-pernik. Ini juga merupakan sumber pemasukan yang tidak kalah besarnya.
Sebagai contoh, menurut vivanews.com (2009, 3 Desember), hasil penjualan
semua merchandise berlogo Real Madrid mencapai lebih dari 100 juta euro atau
Rp 1,4 triliun per tahun, atau kurang lebih seperempat dari anggaran rutin Real
Madrid yang mencapai sekitar 400 juta euro per tahun.

Sumber pendapatan berikutnya adalah dari hak siar televisi. Hak siar
merupakan salah satu komponen pendapatan yang cukup menyumbangkan
kontribusi keuntungan bagi klub-klub sepakbola di Eropa. Banyaknya jumlah
pertandingan klub yang disiarkan oleh televisi baik itu merupakan kompetisi
domestik maupun kompetisi regional Eropa turut memberikan pendapatan yang
sangat signifikan dari hak siar televisi, khususnya bagi klub-klub besar yang
memiliki penggemar atau suporter yang besar dan mendunia. Sebagai contoh,
menurut goal.com (2010, 16 Mei), Manchester United (MU) menempati urutan
pertama dalam pendapatan dari hak siar televisi Liga Primer musim 2009/2010
dengan total pendapatan hak siar £52,996 juta, atau £167.000 lebih tinggi dari
Chelsea yang tampil sebagai juara. Hal ini karena sebanyak 24 laga MU disiarkan
langsung, atau dua lebih banyak dibanding Chelsea.

Hadiah dari kompetisi sepakbola juga merupakan salah satu sumber
penghasilan klub. Situs lagabola.com (2009, 14 September) memberitakan bahwa
Liga Champions Eropa memiliki distribusi uang hadiah yang paling besar
dibanding kompetisi liga Eropa lainnya yang diselenggarakan oleh UEFA.
Sebagai contoh selama enam tahun terakhir UEFA telah mendistribusikan lebih
dari tiga miliar euro atau sekitar Rp43 triliun kepada 70 klub yang berpartisipasi
dalam salah satu turnamen sepakbola yang paling menguntungkan itu. Dalam
enam musim terakhir, tim-tim Premier League itu mengumpulkan rata-rata 160
juta euro atau Rp2,3 triliun. Setengah dari total hadiah uang Liga Champions
didistribusikan dari market share siaran televisi, sedangkan setengahnya lagi
didasarkan pada capaian setiap peserta. Pada musim 2009 hadiah untuk Liga
Champions naik 26 persen dari tahun sebelumnya. Tim-tim yang lolos ke babak grup saja sudah otomatis mengantongi 7,1 juta euro. Setiap kemenangan di fase
grup dihargai 800 ribu euro dan tim juara berhak atas hadiah uang 9 juta euro (Rp 129 miliar).

Hasil dari penjualan pemain juga merupakan salah satu sumber pemasukan
klub. Meskipun begitu, penjualan pemain bukanlah sumber pendapatan yang rutin
sebagaimana pendapatan yang lain. Sebagai contoh adalah penjualan Ronaldo
oleh MU ke Real Madrid. MU membeli Ronaldo pada harga sekitar 12 juta
poundsterling dan menjualnya 4 tahun kemudian dengan harga 80 juta
poundsterling. Situs kompas.com (2010, 11 Januari) memberitakan bahwa dalam
laporan keuangan MU yang dipublikasikan 11 Januari 2010, MU mencatatkan
keuntungan sebelum pajak sebesar 48,2 juta poundsterling per 30 Juni 2009 lalu.
Disebutkan bahwa jumlah keuntungan sebesar itu banyak terbantu dengan
dilepasnya Ronaldo ke Madrid dengan nilai 80 juta poundsterling ke Real Madrid
karena jika pemain tersebut tidak dijual, maka MU akan berstatus merugi hingga
sebesar 31,8 juta poundsterling.

Selain dari sumber-sumber di atas, beberapa klub juga memperoleh
tambahan pendapatan dari sumber-sumber lain, seperti dari tiket kegiatan wisata
dan lain-lain. Fitriana (2009) dalam tulisannya menggambarkan bahwa Stadion
Emirates milik Arsenal Football Club mampu menjadi salah satu tujuan wisata
yang mampu menyedot pundi-pundi wisatawan yang datang ke sana. Arsenal
Football Club (AFC) yang memiliki Emirates Stadium di wilayah London Utara
mampu memikat wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung dan
mengeluarkan untuk mengonsumsi semua pernak-pernik yang berhubungan
dengan salah satu klub besar di Eropa itu.

Sepakbola sebagai ladang bisnis yang subur telah menarik jutaan orang
untuk mencoba mencari mata pencaharian di seputar sepakbola. Sepakbola telah
memberikan mimpi indah bagi jutaan anak di negara miskin untuk menjadi kaya
dan terkenal. Seiring dengan pesatnya industri sepakbola di Eropa, maka gaji
pemain sepakbola di Eropa juga sangat tinggi. Detiksport.com (2009, 7
September) memberitakan bahwa gaji pemain Lionel Messi di Barcelona dalam 1
minggu adalah 230.000 poundsterling, atau sekitar Rp3,8 milliar. Dengan uang sebanyak itu, Messi dipastikan menjadi pesepakbola dengan bayaran tertinggi di dunia.

Selain pemain sepakbola, berbagai profesi lain juga turut terlibat dan
menikmati uang dari sebuah industri sepakbola. Profesi tersebut di antaranya
adalah pelatih, wasit, ofisial pertandingan, komentator, agen pemain, pemandu
bakat, konsultan keuangan, dokter, ahli massage (tukang pijat) dan bandar judi,
bahkan mafia pengatur hasil pertandingan.

http://radikalizm666.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...